Wednesday, July 25, 2007
It's Just A Fad
apakah salah kalau aku hanya mengungkapkan kegundahanku??????

apakah salah kalau aku hanya menyampaikan sesuatu yang tiba-tiba muncul di benakku????

apakah salah kalau aku cuma ingin mengutarakan pendapatku????

dan........


apakah salah kalu aku pengen berhenti kuliah dan ingin punya usaha sendiri????

apakah salah kalau yang kuutarakan di atas cuma sekedar omong-omong belaka???

kalau tidak.....

mengapa kalian begitu marah padaku??????

aku tidak 100% serius tentang hal itu

aku cuma ingin tahu pendapat kalian...

Lalu mengapa kalian semarah itu?????

apakah aku berdosa dengan berucap seperti itu....
 
posted by fareez at 9:54:00 pm | Permalink | 8 comments
Thursday, July 19, 2007
Sebuah Tanda Cinta
Selama 20 tahun, 3 bulan dan 13 hari ketika tulisan ini diketik, baru malam ini saya mau mengeluarkan air mata untuk timnas Indonesia. Saya suka dengan perjuangan mereka, dan saya yakin bukan hanya saya saja yang mengeluarkan air mata malam ini, puluhan ribu orang yang menonton di Stadion Gelora Bung Karno Malam ini pastinya akan mengalami kepedihan yang lebih.

Kita, hari ini, 18 Juli 2007, berkesempatan untuk menulis sejarah baru di pentas persepakbolaan. Tapi apa mau dikata, kita belum diizinkan untuk memasuki babak baru dalam persepakbolaan kita, artinya masih banyak yang harus dibenahi dalam sistem persepakbolaan kita.

Saya tidak ingin menyalahkan siapapun atas kegagalan kita kali ini, kita gagal terhormat, jauh lebih terhormat dari Thailand yang di pertandingan akhir tampil antiklimaks, kalah 0-4 dari Australia, atau Malaysia, yang hanya menjadi lumbung gol. Meskipun, kita patut angkat topi pada anak-anak negeri Paman Ho.

Yang harus dilakukan sekarang adalah memperbaiki sistem dan manajemen persepakbolaan nasional, terutama dalam hal pembinaan pemain muda. Belajarlah pada Vietnam, anda lihat siapa duet di lini depan mereka, Le Cong Vinh dan Phan Tan Binh, dua orang pemuda yang merintis karir timnas mulai dari bawah. Le Cong Vinh dan Phan Tan Binh, bahkan sampai sekarang masih termasuk timnas Olimpiade Vietnam, itu artinya mereka belum terlalu matang untuk ukuran seorang pesepakbola, tapi lihat performa dua anak emas Paman Ho itu, tanpa mereka saya piker Vietnam tidak akan mampu berbuat banyak. Bandingkan dengan performa timnas U-23 kita, hanya Boaz yang mampu konstan bermain di timnas senior. Lainnya, bahkan jarang dimainkan di klubnya, jujur saja saya masih asing dengan hampir seluruh punggawa timnas U-23. Memang SDM yang buruk, ataukah pembinaan yang salah. Masih sering kita dengar kasus pencurian umur di kompetisi-kompetisi junior.

Kemudian, dalam hal kompetisi lokal, kita terlalu royal membuka kran pemain asing. Hasilnya, dalam lima musim terakhir, Top Scorer dikuasai oleh orang-orang ekspatriat. Mana nama Bambang pamungkas, Ahmad Amiruddin, Budi Sudarsono? Mereka tenggelam dibawah Cristian Gonzalez, Emanuel De Porras, Franco Hitta, Emeleu Serge, Batoum Roger, yang kualitasnya tidak cukup istimewa. Kalau mau jujur, anak-anak muda kita yang sering main di lapangan kampung, memiliki potensi untuk jauh berbicara di level Asia.

Namun, ada pula keuntungan kita dengan hasil-hasil yang diperoleh timnas, sekarang tidak ada lagi rasa inferior atupu minder terhadap nama-nama besar di level Asia. Selain itu, sekarang kita sudah mulai mencintai timnas kita sendiri, sesuatu yang tak mungkin terjadi dalam waktu 10 tahun kemarin. Saya iri dengan bangsa-bangsa lain yang begitu bangga terhadap timnas mereka, begitu cinta pada mereka, orang –orang yang berpesta tiap timnas mereka menang, dan menangis tersedu-sedu ketika timnasnya kalah. Hal itu sudah kita rasakan ketika kita bertanding di Piala Asia kali ini, mudah-mudahan hal ini akan terus berlanjut dan diiringi peningkatan prestasi kita.

Ketika saya mulai menutup uneg-uneg saya kali ini, air mata masih membayang di pelupuk mata saya. Tapi percayalah, lain kali akan ada tawa untuk timnas. Mungkin di SEA GAMES nanti, mungkin di Piala AFF, atau pun di Piala Asia edisi mendatang, bahkan untuk Piala Dunia, saya masih yakin !!!
Sekarang marilah kita kembali aktivitas kita masing-masing seraya mengambil hikmah dari perjalanan timnas kali ini, banyak hal yang bisa didapat , saya tak akan mengurai hal-hal tersebut, karena anda pasti sudah tahu sendiri.

HIDUPLAH INDONESIA RAYA!!!!!!
 
posted by fareez at 11:46:00 am | Permalink | 5 comments
Sunday, July 15, 2007
KITA MASIH BISA !!!!!
Melihat performa Timnas Indonesia di Piala Asia, tentu rasa bangga akan menyeruak keluar setelah 2 pertandingan yang telah dijalani. Bagaimana tidak, menghadapi tim-tim yang boleh dikatakan satu tingkat di atas kita, penampilan Ponaryo dkk. luar biasa, semangat di atas lapangan, determinasi terus-menerus yang ditunjukkan saat menghadapi lawan yang lebih diunggulkan membuat semua kelebihan teknis lawan yang notabene adalah tim papan atas Asia sama sekali tidak terlihat.

Ketika melawan Bahrain, semifinalis Piala Asia edisi 2004, lini tengah benar-benar tampil dengan tekad yang kuat. Turun dengan starting line up yang berisi dua gelandang pekerja dan ball winner Ponaryo Astaman dan Mahyadi Panggabean, Indonesia menekan Bahrain dengan ketat, tak lupa satu gelandang kreatif dan bertenaga ditempatkan sedikit lebih di depan, hasilnya, melalui kecerdikan Firman Utina, Budi Sudarsono membawa Indonesia unggul menit ke 14, meledakkan hampir seluruh isi Gelora Bung Karno. Kemudian gol kedua Indonesia, lahir lewat kerjasama dua sayap Budi Sudarsono dan Elie Aiboy, yang kemudian diteruskan long range effort Firman Utina yang membentur tiang gawang, namun kemudian bola pantul disergap dengan sigap oleh Bambang Pamungkas. Kesan setelah gol kedua lahir adalah cepat nan mematikan.
Kemudian, gol Elie Aiboy ketika melawan Arab Saudi,adalah berkat kerja keras pengganti sang kapten Ponaryo, Syamsul Bachri Chaeruddin, yang dengan susah payah bertarung dengan gelandang-gelandang gurun pasir, yang kemudian memudahkan Elie Aiboy, dengan finishing yang dingin melesakkan gol penyama kedudukan. Walau akhirnya harus kalah dengan menyakitkan, perjuangan seluruh pemain untuk menutup setiap jengkal lini pertahanan patut diacungi jempol.

Yang kemudian harus jadi perhatian adalah lini belakang ketika menghadapi bola-bola silang, ketiga gol yang bersarang di gawang Indonesia, semuanya berasal dari bola-bola atas. Saya cukup yakin dengan performa Maman Abdurrahman, yang dengan luar biasa mengagalkan peluang 99% gol Yasser Al Qahtani, tapi saya agak khawatir dengan Charis Yulianto, sedang performa dua full back Mohammad Ridwan dan Ricardo Salampessy, patut diacungi jempol, mereka naik dan turun dengan disiplin, nyaris menurut saya tanpa cela.

Menghadapi Korea Selatan di partai hidup mati nanti, tentu kita berada di posisi underdog, mengingat bagaimana reputasi mereka di level internasional. Mengandalkan kelebihan udara Cho Jae Jin, kemampuan bola mati Lee Chun Soo, tentu sangat menakutkan. Tapi sekali lagi kawan, ingatlah bahwa apapun bisaterjadi di sepakbola, dan tentunya saya berharap keajaiban menerangi Gelora Bung Karno.

INGAT BUNG, INI KANDANG KITA!!!!!
 
posted by fareez at 9:40:00 am | Permalink | 3 comments